SEJARAH KSR UNNES
Oleh
: S.T Santoso
Sebuah
ruang kecil dengan ukuran 2 X 4 meter, terselip ”nyempil” (nylempit??)
dibelakang laboratorium biologi 1, berbatasan dengan pagar belakang rumah dinas
Rektor, menghadap gedung Auditorium IKIP Semarang di Jl. Kelud Raya yang megah,
tepatnya sebuah ruang Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Biologi, (satu-satunya
HMJ di IKIP Semarang atas kepedulian Kajur Biologi pada saat itu yang memiliki
ruang sekretariat), yang menjadi saksi bisu munculnya sebuah ide besar, gagasan
tentang berdirinya sebuah unit kegiatan kemahasiswaan yang berbasis social
(KSR).
Sekitar
tahun 1986, sekelompok mahasiswa jurusan biologi angkatan 85 berkumpul dalam
sebuah diskusi yang sederhana. Mereka adalah pengurus HMJ Pendidikan Biologi
antara lain Edy Triyanto (ketua HMJ, sekarang Konsultan LSM), S.T. Santoso (Sie
Humas HMJ, sekarang Guru MAN Wangon), Bambang Wirudi (Sie Perlengkapan HMJ,
sekarang Kepala Sekolah SMA Pekalongan), Saiful Ridlo (Sekretaris HMJ, sekarang
dosen Pend. Biologi, FMIPA, UNNES), Anna Dyah Yuliatun (Bendahara HMJ, sekarang
Guru SMPN 8 Semarang). Para aktifis pada masa itu yang mencoba merumuskan
berbagai bentuk kegiatan.
Berbagai
bentuk kegiatan bermunculan antara lain dengan menerbitkan Buletin Jasmina,
memperkenalkan lagu Mars Jasmina. Salah satu ide besar itu adalah membuat
kegiatan berbasis sosial yang berafiliasi dengan kegiatan Palang Merah
Indonesia. Ide kegiatan kepalang-merahan didasari oleh dua hal. Pertama, ’kedekatan
hubungan’ biologi dengan ke-P3K-an. Semua rencana kegiatan tersebut
dikomunikasikan kepada Ketua Jurusan Pendidikan Biologi, FPMIPA, IKIP Semarang
(Drs. Maryono RH) dan mendapat respons dan dukungan yang positif. Kedua, Edy
Triyanto sebagai ketua HMJ Biologi waktu itu, tahun 1984 adalah salah satu
anggota tim Jumbara PMI Jawa Tengah yang berlangsung di Malang. Pada saat yang
bersangkutan mulai kuliah di IKIP Semarang tahun 1985, komunikasi dengan PMI
Jawa Tengah dibangun lagi melalui kepala markas daerah (Ibu Rahayu Surtini)
yang juga banyak membantu dengan memotivasi untuk mendirikan KSR Unit Perguruan
Tinggi karena di Jawa Tengah belum ada, serta melibatkannya dalam kegiatan
kepalangmerahan di PMI Jawa Tengah.
Berangkat
dari kebutuhan para mahasiswa jurusan pendidikan biologi yang sedang PPL dan
para lulusan dari Biologi IKIP Semarang. Banyak Guru Biologi di SMP/SMA yang
ditunjuk menjadi pengurus usaha kesehatan sekolah (UKS) dan kegiatan ekstra
kurikuler terkait dengan kesehatan di sekolah. Mereka membutuhkan ketrampilan
khusus untuk melatih anggota-anggota PMR di SMP dan SMA. Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Biologi dengan demikian harus membekali dan dibekali dengan
kemampuan kepalangmerahan. Maka diadakanlah sebuah Pendidikan dan Latihan P3K
untuk para mahasiswa jurusan pendidikan biologi.
Tahun
1987 diadakan Diklat Kepalangmerahan yang pertama kali diselenggarakan oleh HMJ
Pendidikan Biologi diikuti oleh mahasiswa jurusan Bilogi sebanyak 100 orang
yang terbagi menjadi 2 gelombang bekerja sama dengan PMI cabang Semarang.
Mereka dilatih teori dan praktek tentang seluk beluk Kegiatan Palang Merah dan
P3K. Instruktur diambil dari pengurus dan anggota senior KSR PMI Cabang
Semarang. Peserta mendapatkan sertifikat jika lulus dalam ujian teori serta
ujian praktek. Sejak saat itulah terjalin kerja sama formal kelembagaan antara
HMJ Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Biologi dengan PMI Cabang Semarang.
Kegiatan baru di bawah HMJ pendidikan Biologi tersebut kemudian diberi nama
’KSR Biologi PMI Semarang’ serta menjadi salah satu seksi kegiatan HMJ
Pendidikan Biologi dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi
sesuai AD dan ART KSR PMI.
Lulusan
peserta diklat angkatan pertama yang sebagian besar terdiri atas mahasiswa
Jurusan Pendidikan Biologi angkatan 1985 dan 1986, secara otomatis menjadi
anggota ’KSR Biologi PMI Semarang’. Anggota langsung dilibatkan berbagai
kegiatan KSR PMI Semarang bersama anggota KSR PMI Semarang lainnya. Kegiatan
tersebut meliputi tugas berjaga di markas KSR PMI Semarang, membantu satgas
kesehatan di kegiatan pekan raya promosi pembangunan (PRPP), membantu satgas
kesehatan lalu lintas lebaran, natal dan tahun baru, serta kegiatan KSR PMI
lainnya. Di dalam kampus, KSR Biologi IKIP Semarang selalu dilibatkan menjadi
anggota panitia kesehatan penerimaan mahasiswa baru.
Tahun
1988 sebagian besar pengurus HMJ Pendidikan Biologi (ketua, sekretaris, seksi
kesejahteraan) menjadi Pengurus Senat Mahasiswa FPMIPA dengan jabatan seperti
jabatannya di HMJ. Ide-ide dari HMJ Pendidikan Biologi makin mendapat
kesempatan untuk disebarluaskan. Pada tahun yang sama diadakan lagi Diklat
kedua yang pesertanya tidak hanya jurusan pendidikan biologi saja, tetapi
mengundang peserta jurusan lain yaitu pendidikan matematika, fisika, kimia di
FPMIPA. Kegiatan diklat semakin banyak mendorong animo mahasiswa yang ingin
bergabung dengan KSR Biologi PMI Semarang. Dengan demikian membutuhkan dukungan
dari pihak dekanat FPMIPA (Drs Pandoyo sebagai Dekan FPMIPA dan Drs. Kusniadi
sebagai PD III bidang kemahasiswaan).
Pada
tahun yang sama para lulusan Diklat semakin dipercaya oleh PMI cabang untuk
tugas-tugas sosial, meliputi pembuatan posko lebaran dan tugas lain sebagaimana
disebutkan di atas. Bahkan anggota KSR dilatih untuk membantu tugas pada
peristiwa kebakaran. PMI cabang Semarang bekerja sama dengan Dinas Pemadam
Kebakaran Kodya Semarang melatih anggota KSR berbagai ketrampilan dasar yang
harus dimiliki petugas ketika mengatasi peristiwa kebakaran. Materi pelatihan
meliputi teori dan praktek sederhana sampai cara mengoperasikan hydran dari
mobil unit kebakaran. Di Kampus sendiri para lulusan pendidikan sudah
dilibatkan dalam tim kesehatan saat penerimaan mahasiswa baru, Penataran P4,
upacara hari besar, dan event-event lain yang membutuhkan.
Sehingga
tahun 1989 diadakan Diklat ketiga dengan peserta yang membludak sehingga harus
melakukan seleksi penerimaan anggota. Seleksi meliputi tes fisik dan mental
yang betul-betul ketat dan menguras tenaga. Keanggotaan KSR yang kemudian bukan
saja sahasiswa pendidikan biologi tetapi juga jurusan lain di lingkungan FPMIPA
dan kegiatan-kegiatan di luar kampus kemudian memicu untuk makin menegaskan
identitas. Nama, anggran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi yang semula
menjadi onderbouw HMJ Pendidikan Biologi dan PMI cabang Semarang perlu diganti.
Berbagai nama ditawarkan dan diperdebatkan,
Sungguh
menyedihkan, Kegiatan P3K oleh pihak Institusi belum ada pengakuan secara
formal, sedangkan kami adalah para mahasiswa kampus tercinta ini, tetapi kami
juga menjadi anak buah dari KSR cabang kota Semarang. Secara status sangat
membingungkan kami para aktifis. Jika diibaratkan kami memiliki dua ”Bapak”
satu Bapak kandung adalah Kampus IKIP Semarang, dan satu Bapak Tiri yaitu
Pengurus PMI Cabang Semarang.
Selain
kerjasama dengan PMI Cabang Kota Semarang, KSR Biologi IKIP Semarang, melalui
kedekatan Sdr. Edy Triyanto dengan Pengurus Daerah PMI Jawa Tengah, juga
melakukan kerjasama dengan PMI Jawa Tengah antara lain menjadi panitia dan juri
beberapa kegiatan ke-PMI-an provinsi serta Jumbara PMI Jawa Tengah. Kepercayaan
berbagai pihak dan kinerja yang baik, serta promosi dan negosiasi yang
dilakukan pengelola KSR Biologi nampaknya menarik pimpinan IKIP Semarang untuk
mengakuinya sebagai salah satu unit kegiatan mahasiswa di institut. Tahun 1989
KSR Mahasiswa PMI Semarang resmi diakui menjadi salah satu unit kegiatan
mahasiswa (UKM) di IKIP Semarang dengan nama UKM Palang Merah Mahasiswa (PMM)
IKIP Semarang dengan ketuanya yang pertama Sdri. Titi Avianti (Biologi 1986)
yang dilantik bersama-sama dengan UKM yang lain oleh Rektor IKIP Semarang (Dr.
Retmono), didampingi PR III IKIP Semarang (Drs. AT. Sugito, SH).
Penunjukkan
Sdri. Titi Avianti menjadi ketua PMM yang pertama didasarkan pada fakta waktu
itu bahwa yang bersangkutan adalah koordinator seksi KSR HMJ Biologi, sementara
aktivis yang lain yang lebih giat dan yang mengawali lahirnya KSR di IKIP
Semarang (edy triyanto, st. Santoso, bambang wirudi, anna dyah yuliatun) masih
disibukkan dengan menjadi pengurus Senat Mahasiswa FPMIPA IKIP Semarang.
(Catatan: saya lupa urut-urutan Ketua PMM atau komandan KSR selengkapnya: Titi
Avianti/Biologi-86; Edy Triyanto/Biologi-85; Arifin Muhamad hadi/Biologi-87;
Didit Ariyanto/Biologi-87 .
Nama
PMM IKIP Semarang menjadi perdebatan oleh banyak pihak, terutama ditentang oleh
PMI Cabang Kota Semarang karena tidak ada dasar hukumnya di dalam AD/ART PMI.
PMI Cabang Kota Semarang menginginkan KSR IKIP Semarang menjadi salah satu Unit
KSR PMI Cabang Kota Semarang, sementara pihak IKIP Semarang ingin membangun UKM
PMM menjadi entitas kepalangmerahan yang lebih luas dengan berbagai kelebihan
yang dimiliki perguruan tinggi dan keberadaan seorang mahasiswa.
Para
aktifis mencari penyebab mengapa belum ada pengakuan secara formal tentang
kegiatan Palang Merah di Perguruan Tinggi? Kajian panjang yang melibatkan
berbagai pihak, antara lain, Prof. Dr. AT. Sugito, SH, (alm) Prof. Dr. dr.
Satoto, (alm) R. Wadyono, Rahayu Surtini, mengerucut pada satu simpulan
penyebab gesekan akan keberadaan KSR di perguruan tinggi adalah belum adanya
MoU antara pihak Perguruan Tinggi dalam hal ini di bawah Dirjen Dikti dengan
pihak PMI dalam hal ini PMI Pusat.
Tahun
1990 muncullah ide yang sangat luar biasa, yaitu mengumpulkan mahasiswa dari
berbagai Perguruan Tinggi yang berafiliasi dengan kegiatan sosial
kepalangmerahan dan juga mengumpulkan pengurus KSR se-Jawa Bali. Dengan
didukung oleh Kepala Markas PMI Cabang Semarang Bapak L.C. Rancuret, Ketua PMI
Cabang (alm.) Bapak H. Suwarno ( pimpinan redaksi koran Suara Merdeka ) ,
Pengurus PMI daerah, serta Rektor IKIP Semarang Bapak Dr. Retmono. Sebuah
Lokakarya yang sangat monumental sebagai tonggak pertama adanya MoU antara
Dikti dan PMI.
Peserta
Lokakarya yang ikut hadir pada saat itu adalah perwakilan dari UI, UKI, IPB,
IKIP Jakarta, ITB, IKIP Semarang, IKIP Yogyakarta, UII, Universitas Sanata
Darma, Unibraw, dan Universitas Udayana. Mereka hadir dengan membawa bendera
masing-masing dan nama yang berbeda-beda. Lokakarya juga dihadiri oleh pengurus
KSR se-Jawa Bali. Yang sangat membanggakan adalah hadirnya peninjau dari
Pengurus PMI Pusat yang terheran-heran melihat begitu antusiasnya keinginan
mahasiswa memiliki sebuah kegiatan sosial dalam Palang Merah.
Terima
kasih untuk :
Beliau
yang membantu mewujudkan kegiatan KSR ada di perguruan tinggi pada saat itu
tahun 1990 . antara lain :
Bapak
Suwarno ( Suara Merdeka)
Bapak
L.C. Rancuret ( Kepala Markas PMI Cabang )
Bapak
dr. Satoto ( Kepala PMI Daerah Jateng)
Bapak
Dr. Retmono ( Rektor IKIP Semarang )
Bapak
A.T. Soegito ( PR III IKIP Semarang )
Bapak
Kukuh Santoso ( Pembina PMM )
Bapak
Drs. Maryono Rianto (Kajur Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Semarang)
Bapak
Drs. Kusniadi (PD III FPMIPA IKIP Semarang)
Bpk
Drs Pandoyo (Dekan FPMIPA)
Ibu
Rahayu Surtini (PMI Daerah Jateng)
Teman-teman
KSR PMI Cabang
Teman-teman
TSR PMI Cabang
Teman
seperjuangan angkatan 85 jurusan Pendidikan Biologi IKIP Semarang, dan jurusan
lain (dari FPTK) yang juga aktif terlibat.
Sumber
: Edy Triyanto/Perintis sekaligus Komandan KSR Kedua
Saiful Ridlo/Perintis KSR dan dosen Biologi UNNES
Dalam dokumen group KSR PMI Unit UNNES On Air
Post a Comment